Saya sampai depan MEIS Ancol pukul setengah sebelas, bersama Rizal dan satu orang lagi yang baru kenal. Sampai sana sudah banyak orang dengan kaos hitam-hitam, banyak pula yang sudah siap-siap ngantri, kami juga langsung ikut ngantri. Cukup lama menunggu open gate, karena walaupun sudah jam 11.00 tapi belum dibuka juga. Ngantri dibawah terik matahari pantai selama hampir satu jam mungkin melelahkan meski angin sepoi-sepoi terus berhembus, tapi entah rasanya koq saya tetap enjoy dan tidak ada rasa jengkel atau kesal sama sekali.
Sekitar pukul setengah dua belas, antrian dibuka. Tiket di-scan satu persatu, melewati beberapa kali pemeriksaan security dan akhirnya menuju lantai atas untuk Festival B, wow.. kita dapat tempat duduk yang nyaman, gak nyangka.. walaupun tempatnya jauh dari panggung tapi cukup nyaman dan bisa melihat panggung secara keseluruhan. Sedangkan untuk VIP menempati posisi terdekat dengan panggung meskipun posisi berdiri, di belakangnya adalah Festival A yang juga berdiri.
Antrian masuk stadium |
Panggungnya kecil, tidak megah, meskipun ada 1 big screen di tengah panggung, 2 di sisi samping, dan 2 lagi di samping berdekatan dengan Festival B tapi ya sudahlah, ini jauh lebih baik dari Lapangan D. Saya tinggal berharap kualitas sound-nya baik, dan lighting-nya akan keren. Cukup lama menunggu di dalam. Teman baru saya di sebelah malah asyik dengan HP androidnya, update info-info konser GNR Jakarta, dan chating dengan temannya. Heran.. padahal batere HP saya sudah banyak berkurang , tapi HP dia masih kuat buat internetan, lalu saya tanya: “HP lo kuat baterenya?” Dia bilang: “Tenaaang.. gua masih ada 2 batere lagi di tas” Saya: “Anjriit.. hahhaa niat banget lo” Padahal tampangnya kayak orang sakau gitu tapi persiapan dan gadgetnya boleh juga doi.
Narsis sejenak |
Pukul
1 kurang 15 menit lampu di bagian penonton dipadamkan… segera mereka mengerti ini tanda
pertunjukkan segera dimulai, merekapun berteriak ketika menyadari di panggung tampak beberapa anggota GNR muncul dan memegang instrumen..
Penonton semakin histeris!! Terdengar suara gitar, intro lagu Chinese Democracy dimainkan.. pononton semakin ramai, disusul suara
Drums, Bass, dan keyboard. Kemudian muncul sosok pria bertopi koboi, Rizal
langsung teriak “itu Axl, itu Axl!” hahaha.. benar, Axl langsung menyanyikan lagu tersebut. Luar biasa..
saya mendengar langsung suara parau Axl Rose dengan telinga saya sendiri!!
Whoohoo…
Setelah Chinese
Democracy, langsung disusul 3 lagu lagi tanpa basa-basi, Welcome to the Jungle, It’s So
Easy, dan Mr. Brownstone. Barulah
setelah lagu itu axl menyapa “I wanna say good afternoon” dan disambut teriakan
penonton, dilanjutkan dengan lagu Estranged
dan lagu favorit saya Rocket Queen, lagu tersebut
terdengar lebih keras dari aslinya namun groove-nya tetap asik.
Tibalah saatnya Richard Fortus solo gitar, gitaris yang mengenakan baju merah tersebut memainkan lagu milik sendiri Blacklight Jesus of Transylvania, yang diiringi member GNR lainnya. Axl kembali muncul dengan lagu cover milik Wings; Live and Let Die, This I Love, dan lagu favorit saya di album Chinese Democracy; Better.
Tibalah saatnya Richard Fortus solo gitar, gitaris yang mengenakan baju merah tersebut memainkan lagu milik sendiri Blacklight Jesus of Transylvania, yang diiringi member GNR lainnya. Axl kembali muncul dengan lagu cover milik Wings; Live and Let Die, This I Love, dan lagu favorit saya di album Chinese Democracy; Better.
Giliran
Bassist Tommy Stinson unjuk kebolehan, dia memainkan dan menyanyikan lagunya
sendiri yang berjudul Motivation,
lagu bernuansa punk rock tersebut dimainkan full band dengan member GNR
lainnya. Tommy memang pernah tergabung dalam band punk alternative The
Replacements, tidak heran jika pengaruh punknya kental sekali. Seketika itu saya
jadi teringat Duff, yang juga memiliki roots musik punk. Timbul pertanyaan di
benak saya, apakah Axl sengaja mencari pemain bass dengan background punk? Atau
hanya kebetulan? Entahlah..
Setelah
Tommy selesai, Dizzy Reed mengambil alih perhatian penonton dengan solo pianonya.
Keyboardis yang sudah bergabung di GNR sejak 1990 ini memainkan No Quarter-nya Led Zeppelin. Tak lama
kemudian disusul lagu dari album Chinese Democracy; Chatcher in the Rye.
Kemudian berlanjut dengan lagu Street of Dreams, lagu yang membosankan.. untunglah ada aksi menarik yang lucu di lagu ini, ketika DJ Ashba
sedang mainin solo gitar, Axl iseng ngerjain DJ Ashba dengan mengikat
kakinya menggunakan pita merah, kejadian spontan ini menarik perhatian penonton,
senang rasanya melihat sisi humoris Axl, maklum kabar yang santer beredar di
internet belakangan ini kebanyakan
cerita seputar arogansi Axl.
Kembali lagi ke era 90-an dengan lagu You Could Be Mine.. yeah!! Sountrack dari Terminator ini cukup ngangkat suasana jadi kembalis panas.
Kembali lagi ke era 90-an dengan lagu You Could Be Mine.. yeah!! Sountrack dari Terminator ini cukup ngangkat suasana jadi kembalis panas.
Axl kemudian memperkenalkan salah satu gitarisnya, Dj Ashba, disambut tepuk tangan penonton. Gitaris keturunan Asia tersebut langsung memainkan solo gitar. Seperti dalam konser GNR di tempat lain.. doi memainkan Mi Amor, lagu miliknya sendiri. Ini lagu enak banget melodi-nya, saya yakin dia bisa memberikan kontribusi yang baik di album GNR 2013 mendatang, karena saya sudah mengenal Dj Ashba ketika di album pertama Sixx AM tahun 2007, sebelum masuk GNR. Jika mendengarkan permainannya di album itu, riff-riff nya cukup asik, juga petikan akustiknya. (Note: Sixx AM merupakan band dari bassist-nya Motley Crue, Nikki Sixx. Dj Asha sebagai gitaris dan backing vocal.)
Di akhir lagu Mi Amor langsung disambung dengan
intro Sweet Child O’ Mine, yang
disambut sorak penonton. Lagu itu benar-benar mengingatkan saya pada jaman SMP, tak
terkecuali si Rizal di samping saya yang ikutan nyanyi, yoi.. dia apal
bener liriknya.
Lagu
selanjutnya agak cooling down, lagu cover dari Pink Floyd; Another Brick in the Wall, lagu klasik
tersebut membuat penonton sing-along bersama, terutama ketika Axl muncul dan
memainkan piano, disambung dengan lagu
Elton John Someone
Saved My Life Tonight yang juga dimainkan Axl dengan piano. Lalu tiba-tiba
nada piano berubah.. bukan lagu Elton John lagi.. ini intro lagu November Rain!! wuahh.. penonton lagi-lagi bersorak..
sesaat kemudian larut dalam lirik tragis tersebut. Diantara lagu GNR
lainnya, lagu tersebut termasuk keramat dan suram. Setiap mendengar lagu ini
saya seperti mengalami trauma berkepanjangan yang tidak ada habisnya. Bagian outro
yang merupakan klimaks November Rain langsung disikat raungan gitar
Bumblefoot dengan Gibson Putihnya.. sangat menyayat! Perih!! Ketika lagu
berakhir.. badan saya sudah terasa lemas.. seperti habis disayat-sayat silet dan hampir
kehabisan darah!!!
…. Berlebihan
gak sih bahasanya.. :p
Saatnya Istirahat sejenak dengan menyaksikan Bumblefoot
bersolo gitar sambil bernyanyi, dengan lagu Objectify,
Permainannya not bad lah, cukup fresh buat musik rock jaman sekarang. Tapi tiba-tiba ada sebuah kejutan
ketika dia memainkan gitar akustik.. sekilas saya tidak tahu lagu apa yang
dimainkan, sesaat kemudian dia memainkan petikan gitar dengan melodi
yang sangat familiar buat orang Indonesia, lagu Indonesia Raya! Sodara-sodara… Dia memainkan Indonesia Raya! hahaha, Saat itu
juga penonton bersorak dan segera menyanyikan liriknya. Banyak pula yang langsung
merekam momen tersebut dengan gadget seadanya. Meskipun tidak dibawakan secara
utuh tapi lagu tersebut berhasil mencuri hati penonton sebagai warga Indonesia
dan membuat kesan yang mendalam.
Keriuhan penonton belum sepenuhnya mereda, namun gitaris berjanggut panjang tersebut kembali membuai penonton dengan intro lagu Don’t Cry yang disusul munculnya member lain ke atas panggung.
Keriuhan penonton belum sepenuhnya mereda, namun gitaris berjanggut panjang tersebut kembali membuai penonton dengan intro lagu Don’t Cry yang disusul munculnya member lain ke atas panggung.
Untuk kesekian kalinya GNR membawakan lagu cover dari band yang
menjadi inspirasi mereka, seperti lagu The
Seeker dari The Who,
lalu dilanjutkan dengan Civil War dan Knockin on Heaven’s Door yang diselingi
dengan improvisasi personil GNR
termasuk Axl yang berkali-kali mengajak penonton menyanyikan bagian reff lagu
milik Bob Dylan tersebut. Setelah puas “bermain-main” mereka kembali membuat
panas Stadium dengan lagu Nightrain!
Ketika
Nightrain berakhir, keriuhan penonton masih terasa ramai.. namun semua anggota
GNR segera meninggalkan panggung, lampu panggung meredup. Penonton yang belum
puas kemudian berteriak “We Want More!!” berkali-kali, hingga akhirnya dua
gitaris GNR Richard Fortus dan Bumblefoot memasuki panggung dan telah siap
dengan gitar akustiknya, di bagian Encore ini mereka asik nge-jam berdua yang
disambung dengan intro lagu Patience,
Axl lalu muncul sambil bersiul yang dilanjutkan senandung oleh penonton hingga
akhir lagu.
Hingga saat
itu, hampir 30 lagu telah dimainkan dari pukul satu siang hingga hampir pukul
setegah lima. Saya mulai ngerasa pegel dan capek teriak-teriak terus dari awal
lagu, meski fisik lelah tapi jiwa tetap semangat. Untunglah lagu Patience yang
agak melow tadi cukup memberikan waktu untuk mengumpulkan tenaga menuju lagu
berikutnya, lagu terakhir di konser tersebut, Paradise City!!
Intro gitar
dan gebukan drum langsung dimainkan sebagai pemanasan diiringi sing-along
penonton “Take me down to the Paradise
City where the grass is green, and the girls are pretty…” Axl
menyanyikannya dengan sedikit improvisasi, setelah lead gitar dimainkan DJ
Ashba, Axl meniup peluit.. tanda dimulainya ledakan adrenalin yang
akan terus meledak-ledak hingga penghujung lagu, seluruh personil memainkan
part terbaiknya dengan senjata dan amunisinya masing-masing, seluruh penonton
mengeluarkan semua sisa energi untuk meluapkan ekspresinya. Axl yang dari awal cenderung dingin
komunikasi dengan audiens akhirnya mengeluarkan beberapa kata “Thank You Jakarta,
You’re amazing!!” diteriakkan Axl dengan lantang kemudian melempar mick-nya ke
penonton dan menendang tiang mick sembari tertawa, sorak-sorai penonton terus
bergemuruh di stadium hingga semua anggota GNR meninggalkan panggung. Yeeaaaah..
maka sore itu terpuaskan sudah impian kami selama 20 tahun.. :D
Luar biasa
sekali sore itu, walaupun sangat disayangkan banyak lagu GNR favorit saya yang
tidak dimainkan, seperti Anything Goes, Dont Damn Me, dan Shoutgun Blues, tapi konser
tersebut sangat berkesan. Sehingga kelak di kemudian hari saya bisa cerita dengan
bangga ke anak-cucu saya, bahwa saya pernah menyaksikan langsung Guns N Roses di Jakarta.
Tokoh dalam cerita ini:
Saya, Rocker gagal yang menggemari GNR sejak SMP, khususnya album Appetide for Destruction. |
Rizal, menggemari GNR khususnya Axl Rose hingga kini, meski sekarang sudah menjadi rocker kantoran. |
0 comments:
Post a Comment