Sunday, 19 July 2009

Estetika dalam cover album The Beatles; Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band

Dalam industry musik, sampul album memiliki posisi tersendiri sebagai salah satu strategi promosi dan daya tarik. Namun dalam seni rupa khususnya desain, peran desain sampul album juga patut diapresiasi sebagai karya seni tersendiri. Seperti dalam sampul album The Beatles, SGT Pepper’s Lonely Heart Club Band, sampul album terlihat sangat mempertimbangkan estetika dengan matang.

Desain sampul album tersebut sangat menarik, tampak personil the Beatles dengan mengenakan kostum sirkus berfoto bersama tokoh-tokoh besar dunia yang sebagian telah meninggal. Diantaranya ada Marilyn Monroe (aktris), Karl Max (filosof, sosialis), Albert Einstein (ilmuwan), Edward Alan poe (penulis), Elvis (musisi rock n roll), Bob Dylan, Marlon Brando (actor), Lewis Carol (penulis), dan banyak lagi. Desain tersebut dibuat oleh Peter Blake yang juga seorang pelukis, desain dikerjakan selama 2 minggu. Sedangkan foto oleh Michael Cooper, semua konsep dibuat atas permintaan Paul McCartney sang gitaris The Beatles.

Album tersebut cukup sensasional mengingat The Beatles telah vakum selama 6 tahun, kemudian muncul dengan konsep album yang unik dan cover yang artistic. Hasilnya desain album tersebut mendapat banyak apresiasi dan penghargaan. Masuk ke urutan ke-16 anugerah Top Fifty Millennium Masterworks (50 Karya Seni Terbaik Abad Ini) versi harian Sunday Times. Sampul yang penuh warna-warni itu juga terpilih sebagai Best Album Cover (Sampul Depan Terbaik) versi Grammy Awards tahun 1967. Selain itu, Sgt Pepper’s juga terpilih di urutan ke-13 Best Arts and Design Masterpiece (Mahakarya Seni dan Desain Abad Ini) menurut survei yang dilakukan oleh stasiun televisi dan radio BBC.

Sampul album SGT Peppers milik The Beatles sangat sesuai dengan teori estetika dari Bernadetto Croce yang mengatakan bahwa seni merupakan kegiatan kejiwaan, berdasarkan intuisi, perasaan dan ekspresi. Apa yang terlihat dalam sampul album tersebut memperlihatkan bagaimana ekspresi yang digambarkan melalui hadirnya tokoh-tokoh imajiner yang berfoto bersama anggota The Beatles. Maka inilah sensasi yang timbul bagi audiens yang melihatnya, suatu pemandangan yang tak lazim dan menimbulkan kekacauan logika.
Paul McCartney dan Peter Blake yang mengusung konsep tersebut hanya ingin menggambarkan rombongan grup band yang sedang karnaval dan berkeliling dari satu kota ke kota lainnya layaknya rombongan sirkus. Namun tak disebutkan kenapa harus menyertakan tokoh-tokoh legenda yang malah sudah meninggal. Dalam hal ini saya berasumsi bahwa McCartney ingin menggambarkan sebuah band besar yang luar biasa, yaitu The Beatles yang suatu saat dapat menjadi legenda dan sejajar dengan tokoh-tokoh besar tersebut.

Croce juga mengungkapkan bahwa keindahan tergantung pada kegiatan imajinasi yaitu kemampuan seseorang untuk memahami dan mengalami hasil kegiatan intuisi dalam bentuknya yang murni. Paul McCartney yang memiliki konsep sampul album tersebut tentu memiliki kekuatan imajinasi yang kuat, serta hasil dari kegiatan intuisif yang melahirkan ide yang orisinil. Ide tersebut kemudian divisualisasikan oleh Peter Blake dalam desain sampul album.