Budaya dalam suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh kondisi masyarakatnya dan cenderung untuk terus berubah. Perubahan budaya tersebut dapat terjadi karena faktor-faktor tertentu, seperti kondisi sosio-ekonomi, pendidikan, perpindahan penduduk, teknologi dan sebagainya. Perubahan budaya juga dapat terjadi karena tekanan dan intervensi dari luar (budaya asing) yang kemudian secara perlahan budaya tersebut di ambil. Selain itu kebutuhan masyarakat akan pendidikan juga memaksa mereka untuk mempelajari budaya asing, seperti bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional, mereka pada akhirnya bukan hanya mempelajari bahasanya saja melainkan juga budaya keseharian masyarakat barat. Kesadaran masyarakat untuk mempelajari kebudayaan tertentu itu membawa pengaruh besar dalam perubahan budaya di Indonesia
Musik rock yang berasal dari belahan barat telah terlanjur menjadi satu bagian dari budaya Indonesia, namun tetap ada upaya mengembalikan budaya Indonesia ke asalnya yang kerap dilakukan oleh sejumlah musisi local. Dengan memainkan music local namun tetap dapat diterima masyarakat yang telah terbiasa mendengar lagu-lagu asing. Yaitu dengan mencampurkan music barat dengan music Indonesia, seperti mencampurkan rock dengan dangdut, seperti ayng dilakukan Rhoma Irama.
Musik rock yang dipadukan dengan dangdut dipelopori oleh Rhoma Irama bersama grup bandnya yang bernama Soneta pada dekade 1970an. Rhoma mengadaptasi music dari band luar bernama Deep Purple.Karena pada era tersebut Deep Purple sedang sangat digandrungi oleh oleh penggemar rock di Dunia termasuk Indonesia, tak terkecuali Rhoma Irama yang gaya permainan gitarnya banyak terpengaruh gaya Ritchie Blackmore, gitaris Deep Purple. Melalui music rock-dangdut yang diusungnya Rhoma juga mengutamakan nilai-nilai moral didalam lirik lagi-lagunya, untuk mengajak para pemuda kembali ke jalan yang lurus. Hal tersebut dapat menggambarkan bagaimana music rock dapat diapresiasi dan diadaptasi dengan music local seperti dangdut, namun dengan sarat-sarat muatan moral sesuai denan budaya local.
0 comments:
Post a Comment