Sunday, 6 May 2012

Hobi vs Rutinitas Kerja


Rutinitas dalam pekerjaan merupakan tali kekang bagi seorang karyawan yang memiliki banyak minat dan ketertarikan terhadap banyak hal seperti saya.  Sembilan jam sehari, lima hari seminggu - belum termasuk lembur dan macet di jalan - sudah sangat menguras tenaga dan pikiran, apalagi jika pekerjaan tersebut bukan termasuk passion kita, maka semakin terasalah beban tersebut.  

Passion yang kita miliki ternyata hanya sebatas hobi yang harus bersaing dengan realitas didepan mata, yaitu pekerjaan sehari-hari yang membosankan.  Pelampiasan terhadap hobi menjadi sesuatu yang mahal, namun bagaimanapun caranya tetap harus dilampiaskan, karena saya toh manusia bukan mesin pabrik.
Begitu banyaknya minat dan hobi, saya pun harus lebih cerdas dalam mengatur waktu untuk bisa mengeksekusi semua itu. Berikut saya jelaskan beberapa contoh solusi yang sudah saya kerjakan.

Blogging
Jika dulu kegiatan menulis hanya dapat dilakukan diatas kertas, maka berungtunglah saya saat ini dapat menulis di perangkat elektronik seperti  smartphone yang dapat dibawa kemanapun. Itu sekaligus menjadi solusi utuk mengatasi keterbatasan waktu, dengan perangkat tersebut saya dapat langsung menulis beberapa bagian atau paling tidak menulis point-point utama,  untuk kemudian tulisan tersebut disempurnakan lagi di laptop dan kemudian dipublish ke blog. 
Membaca
Hal yang  satu ini sudah hobi saya sejak kecil, kegemaran membaca mengantarkan saya menyukai dunia tulis-menulis.  Jika dulu saya dapat membaca buku dan koran setelah pulang sekolah, beda dengan kondisi sekarang dimana saya sudah bekerja. Saya membaca di dalam bus transjakarta dalam perjalanan pulang atau pergi bekerja. Di sela-sela waktu bekerja pun saya sempatkan untuk membaca blog dan berita di berbaga situs seperti yahoo news atau detik.com, itu cukup membantu untuk update informasi.  Meskipun membaca blog dapat dilakukan dengan smartphone di jalan, tapi rasanya kurang puas dengan layar yang tanggung.
Menggambar
Hobi  inipun juga sudah saya jalani sejak kecil. Jika dulu saya hanya menggambar diatas kertas, saat ini saya bisa menggambar dengan wacom yang lebih praktis dan paperless sehingga menghemat penggunaan kertas. Tapi saya menggambar hanya disaat mood tertentu, jadi tidak dipaksakan seperti hobi lainnya.
Film
Menonton film mungkin hanya memakan waktu kurang lebih 2 jam saja, namun jika nontonnya di bioskop dan bareng teman atau gebetan tentunya tidak cukup cuma nonton, tapi juga disertai jalan-jalan di mall, makan, dan ngobrol sehingga ini menghabiskan banyak waktu, anggap saja kurang-lebih 4-5 jam, tentu waktu seperti ini hanya bisa dilakukan tiap akhir pekan. Namun jika nonton melalui DVD tentunya lebih praktis karena bisa dilakukan di rumah setiap hari sepulang kerja.
Musik
Hobi musik saya hanyalah sebatas mendengar musik dan nonton konser, bukan bermain musik atau nge-band. Ini bisa saya lakukan pada akhir pekan, sekaligus menalankan hobi fotografi konser. Itupun tidak tentu waktunya, tergantung dengan event yang sedang berlangsung apakah menarik untuk saya atau tidak.
Fotografi
Ketertarikan saya terhadap fotografi -  terutama yang berkaitan dengan musik - karena melihat foto-foto di cover CD dan foto-foto konser musik, berangkat dari situ saya mulai rajin datang ke berbagai konser untuk mengasah skill fotografi saya. Karena konser musik  biasanya diadakan pada akhir pekan, jadi saat itulah saya akan menyediakan waktu untuk datang ke konser.
Fitness
Inilah hobi yang paling berat, keras, dan menguras tenaga. saya menjalaninya setiap pulang kantor, 2- 5 kali, itupun sudah agak malam dan mendekati saat-saat gym dan mall-nya tutup, sekitar jam 8.30. Tapi mau bagaimana lagi, waktu saya tidak banyak, jadi memang harus dipaksakan datang ke gym yang kebetulan ada di dalam mall.
Menghabiskan sisa tenaga setelah seharian kerja dan macet2an di jalan. Konsekuensinya saya sering bangun kesiangan dan telah ngantor haha... but it's oke karena fitness itu menyegarkan dan menyenangkan.

Dari semua itu intinya adalah manajemen waktu, terutama bagi yang masih jadi karyawan seperti saya, jam kerja 9 to 6 tidak dapat ditawar, jadi harus lihai mengatur waktu.
  • Gunakan  waktu se-efisien mungkin. Menyelesaikan semua pekerjaan di kantor secepat mungkin agar saya dapat menulis untuk blog atau sekedar membaca berita dan blog lain.
  • Manfaatkan kesempatan sebaik mungkin. Adakalanya saya dapat waktu luang yang cukup nyaman, seperti di dalam busway dan kebetulan dapat tempat duduk, maka saya manfaatkan untuk membaca buku saya bawa.
  • Pilih waktu dengan bijak sesuai dengan prioritas. Ketika ada tayangan menarik di televisi dan ada kesempatan untuk menulis, pilih mana? menulis atau nonton tv? Tentu saya pilih sesuai kebutuhan saat itu, jika memang ada yang ingin ditulis tentu saya akan menulis, namun jika saya sudah lelah dan jenuh, maka saya lebih baik nonton tv saja untuk sekedar refresing, toh menonton tv tidak menggunakan otak dan tidak perlu mikir, cuma tinggal liat aja...
Jika cara diatas masih belum sesuai, berikut ini ada solusi lain yang agak extreme:
Carilah pekerjaan yang sesuai dengan gaya hidup kamu, bukan gaya hidup kamu yang mengikuti pekerjaan kamu. Menjadi pengusaha dengan anak buah adalah pilhan paling enak, sebagai pengusaha tentu kamu bisa menjalani  hobi kamu kapan saja selama urusan bisnis sudah dipegang anak buah kepercayaan.

0 comments: